Ada banyak waktu dimana kita akan mendambakan makanan, baik ketika kita bosan, tidak ada pekerjaan yang bisa dilakukan maupun saat nonton tv, kita tidak bisa terhindar dari mengunyah makanan seperti pop corn atau keripik.
Bahkan yang paling parah adalah ketika suasana hati kita sedang tidak baik dan membuat kita mendambakan makanan manis seperti krim cokelat, kue atau es. Kita juga dapat merasakan keinginan untuk beberapa junk food seperti burger atau pizza.
Inilah yang mungkin diklasifikasikan sebagai emotional eating, dan jika Anda ingin menghentikan kecanduan ini, maka Anda harus dapat membedakan antara sinyal lapar dan ‘keinginan’.
Anda perlu tahu rasa lapar tersebut berasal dari keadaan emosi Anda atau Anda benar-benar lapar. Kecanduan dari makanan tersebut berasal dari emosi anda ini, yaitu sebuah perasaan yang akan merubah kondisi mental anda. Anda tiba-tiba akan mencari sesuatu untuk dimakan.
Oleh sebab itu, dari sinilah anda harus belajar untuk mengalihkan pikiran anda. Saya tahu bahwa ini sangat sulit dan tidak semudah yang dikatakan melalui mulut, tetapi apabila anda bisa terhindar dari kebiasaan ini maka akan sangat membantu dalam penurunan berat badan anda
Hal kedua yang cukup penting adalah ketika anda memilih makanan.Apakah makanan itu anda pilih karena anda ingin, atau anda benar - benar lapar. Sudah seharusnya kalau kita lapar maka kita bisa makan apa saja, tetapi apabila anda memilih makanan itu adalah tanda dari emotional eating atau hanya ingin makan.
Seseorang bernama Mr. Jane Jakubczak yang merupakan seorang koordinator pelayanan gizi di AS mengatakan bahwa 75% dari orang - orang yang bertemunya mengatakan bahwa mereka makan hanya untuk memenuhi 'keinginannya' untuk makan bukan karena benar - benar lapar. Dan herannya orang - orang yang bertemu dengan Pak Jane ini tidak menyadari bahwa mereka makan hanya untuk memenuhi kebutuhan emosional mereka untuk makan dan bukan karena mereka benar - benar lapar. Menurutnya, makan emosional adalah alasan utama bagi kegagalan diet.
Jadi, bagaimana cara untuk berhenti dari emotional eating ini dan mengembalikan bentuk tubuh ideal anda? Yaitu dengan cara mengalihkan pikiran anda ketika anda merasakan ingin makan sesuatu, jangan sampai hal tersebut menggoda anda dan akhirnya anda gagal dalam diet. Lakukan analisa rasa lapar Anda dan pastikan Anda tidak makan berlebihan.
Ada satu cara lagi untuk menentukan apakah anda benar - benar lapar atau tidak, yaitu dengan memberikan nilai pada rasa lapar anda dari 1 - 10. Jika anda merasa rasa lapar anda mendapatkan nilai 5 keatas, maka anda boleh makan tetapi apabila dibawah itu sebaiknya jangan makan.
Ada hubungan kuat antara kimia otak dan makan emosional. Ketika anda mulai, buatlah jurnal atau catatan makanan yang sering anda makan ketika anda mengalami emotional eating. Setelah seminggu, anda lihat kembali catatan yang sudah buat dan anda akan menemukan bahwa sebenarnya makanan itu tidak diperlukan sama sekali.
Dengan cara seperti itu anda akan menyadari dan lebih bisa mengontrol diet anda, dan kemudian mengingat resiko / akibat dari makanan yang berasal dari emosional anda.
Perhatikan! Sebetulnya emotional eating bukanlah suatu hal yang sulit untuk dihindari apabila anda perhatikan dengan seksama. Contoh sederhana yang bisa anda jadikan solusi adalah dengan memperbanyak aktifitas anda, misalkan bermain bersama teman, ngobrol, menonton film atau lakukan apapun yang membuat keinginan anda untuk makan itu berkurang. Cobalah untuk membuang makanan yang tidak sehat dari diet Anda dan ambil beberapa buah atau sup sebagai cadangan jika dibutuhkan.
Seperti yang saya janjikan, saya ingin membagi sebuah panduan dasar untuk menurunkan berat badan dan panduan ini sangat baik untuk di baca. Bahkan saya mewajibkan kepada anda untuk membacanya bila anda serius ingin menurunkan berat badan. Semua berawal dari sini, keberhasilan anda berasal pondasi dasar yang harus anda bentuk. Dan Pondasi dasar terbaik ada di buku elektronik ini. Itulah kenapa penulis dari buku ini berhasil menurunkan berat nya hingga 30kg. Semoga bermanfaat.. |
0 comments:
Post a Comment